Ekonomi global menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat dampak COVID-19. Komunitas global harus bekerja sama untuk menanggapi krisis dengan cepat dan efektif, dengan tujuan memulihkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Buku ini mengkaji faktor-faktor utama yang perlu dipertimbangkan, dan menawarkan strategi untuk mengatasi dampak pandemi. Buku ini menggabungkan pendekatan multidisiplin, dengan perspektif dari bidang kebijakan fiskal, moneter, struktural, dan internasional, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif, terintegrasi, dan berorientasi pada solusi tentang krisis COVID-19.
Ekonomi Global dan Solusi Pemulihan Cepat adalah analisis komprehensif tentang krisis ekonomi saat ini yang disebabkan oleh pandemi global COVID-19. Buku ini menyajikan ikhtisar tentang masalah ekonomi utama dan memberikan berbagai solusi praktis untuk membantu memulihkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Buku ini merupakan bacaan penting bagi para pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, investor, ekonom, dan mahasiswa di seluruh dunia yang ingin lebih memahami dampak krisis ekonomi global ini.
Pandemi global COVID-19 telah memengaruhi ekonomi dunia di berbagai sektor dan ekonomi. Hal ini telah mempengaruhi perdagangan, pariwisata dan perjalanan, serta pasar keuangan. Hal ini juga mengganggu produksi dan konsumsi minyak, gas, dan mineral, serta menyebabkan penurunan belanja konsumen dan investasi. Hal ini bahkan menyebabkan penutupan beberapa usaha dan menyebabkan pengurangan pengeluaran pemerintah. Dampak krisis ekonomi global ini terus dirasakan di banyak kawasan dan negara, terutama di negara-negara dengan perekonomian yang lemah atau struktur sosial dan ekonomi yang kurang tangguh.
Pemulihan ekonomi tersebut mendorong konsumsi masyarakat dan keuntungan ekspor. Pertumbuhan ekonomi ini diharapkan melalui kebijakan pemulihan, terus berjalan dengan kebijakan ekonomi moneter, struktural, dan internasional yang berbeda. Banyak negara dan organisasi internasional bekerja sama untuk memulihan ekonomi dalam kaitannya dengan krisis COVID-19.